Empat Prinsip Kemerdekaan dalam Perspektif Islam
Pada hari Jumat, 15 Agustus 2025, Ustaz Marwan Ibrahim Piinga menyampaikan khutbah di Masjid Agung Al-Akbar, Kota Sorong, Papua Barat Daya. Dalam khutbahnya, ia menjelaskan empat prinsip kemerdekaan yang penting bagi setiap manusia, terutama dalam konteks kehidupan beragama dan spiritual.
1. Menjauhi Syirik sebagai Dasar Kemerdekaan Jiwa
Ustaz Marwan menekankan bahwa salah satu hal mendasar dalam meraih kemerdekaan adalah menjauhi syirik atau percaya kepada sesuatu selain Allah. Ia menjelaskan bahwa syirik merupakan dosa besar yang dapat membawa seseorang ke jalan yang salah dan menghalangi mereka mencium aroma surga.
Ia merujuk pada firman Allah dalam QS. An-Nisa: 48, yang menyatakan bahwa Allah tidak akan mengampuni orang yang mempersekutukan-Nya. Oleh karena itu, ia mengajak umat untuk menjauhi syirik agar bisa fokus dalam beribadah dan merasa bebas dari ketergantungan pada makhluk lain. Ketika seseorang hanya bergantung kepada Allah, maka ia akan mendapatkan ketenangan batin dan kebebasan jiwa.
2. Merdeka dari Dosa dan Kemaksiatan
Kemerdekaan juga dilihat sebagai bebas dari dosa dan kemaksiatan. Ustaz Marwan menegaskan bahwa kemerdekaan sejati bukan hanya bebas dari penjajahan fisik, tetapi juga dari belenggu dosa yang sering kali mengganggu hati dan pikiran.
Ia menyoroti bahwa banyak orang yang senang merayakan kemerdekaan negara, namun masih melakukan tindakan maksiat. Dosa, menurutnya, adalah beban yang membelenggu nurani dan melemahkan tekad. Untuk itu, ia mengajak umat untuk lebih rajin bertobat dan menjauhi perbuatan yang tidak sesuai dengan ajaran agama.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Setiap anak Adam adalah orang yang berdosa, dan sebaik-baik orang yang berdosa adalah orang yang bertaubat.” Hal ini menjadi pengingat bahwa bertobat adalah langkah penting untuk meraih kemerdekaan rohani.
3. Merdeka dari Ketergantungan pada Hawa Nafsu
Hawa nafsu, menurut Ustaz Marwan, adalah musuh tersembunyi yang sering kali menyebabkan seseorang terjebak dalam dosa. Hawa nafsu tidak datang dengan senjata, tetapi melalui bisikan yang sulit dikendalikan. Ia menjelaskan bahwa hawa nafsu bisa mengaburkan pikiran, mematikan nurani, dan melemahkan akal.
Untuk itu, ia menekankan bahwa kemerdekaan pertama kali harus dimulai dari diri sendiri. Merdeka dari hawa nafsu adalah langkah awal untuk menjadi hamba Allah yang sejati. Dengan meraih kemerdekaan ini, seseorang akan memiliki kejernihan hati, keteguhan akal, serta kekuatan moral.
4. Merdeka dari Perpecahan dan Perselisihan
Prinsip kemerdekaan yang keempat adalah menjaga persatuan antar sesama umat Islam. Ustaz Marwan mengingatkan bahwa perpecahan dan perselisihan hanya akan merusak kekuatan umat. Ia merujuk pada firman Allah dalam Surat Ali Imran: 103, yang menyatakan bahwa umat harus berpegang teguh pada tali Allah dan tidak saling bercerai berai.
Ia menekankan bahwa kemerdekaan sejati adalah ketika umat Islam bersatu dan tidak terpecah gegara kepentingan pribadi. Dengan persatuan, umat akan lebih kuat dalam menghadapi tantangan hidup dan menjalankan ajaran agama dengan benar.
Khutbah Ustaz Agus Susanto: Kemerdekaan dalam Kehidupan Sehari-hari
Selain Ustaz Marwan, Ustaz Agus Susanto juga menyampaikan khutbah di Masjid Bairohim, Aimas. Dalam khutbahnya, ia menekankan bahwa iman dan takwa bukan hanya tentang ibadah formal, tetapi juga tercermin dalam sikap sehari-hari seperti jujur, adil, dan memegang amanah.
Ia menyoroti pentingnya memerangi penyalahgunaan kekuasaan dan hukum yang tidak adil. Oleh karena itu, ia mengajak para pemimpin, mulai dari tingkat RT hingga presiden, untuk melakukan refleksi diri dan menjalankan tugas dengan baik.
Dalam khutbahnya, Ustaz Agus merujuk pada Surat An-Nisa ayat 58, yang menegaskan bahwa amanah harus diberikan kepada yang berhak dan hukum harus ditegakkan dengan adil. Ia juga menekankan bahwa setiap orang adalah pemimpin bagi diri sendiri dan keluarganya, sehingga segala tindakan akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah.
Khutbah ini memberikan pesan bahwa kemerdekaan sejati adalah bebas dari penindasan, korupsi, dan ketidakadilan. Dengan menjalankan nilai-nilai keadilan dan kejujuran, umat Islam dapat meraih kemerdekaan yang sebenarnya.


Comment